Wednesday, January 12, 2011

Memilih Hidup Sekali Lagi

Dikisahkan, Tuhan setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan, dan penderitaan dari manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya. Pada suatu ketika, Tuhan ingin sekali tahu bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi, ingin menjadi apakah masing-masing mereka? Maka, Tuhan pun bertanya kepada semua makhluk ciptaanNya.

Saat itu, tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi kucing. Bagus jadi kucing, dia boleh bebas merdeka berada di dapur, disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia."

Kucing pun dengan cepat menjawab, "Kalau boleh memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah membuat orang serumah kewalahan, dan tikus bahkan boleh mencuri makanan yang tidak boleh aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."

Saat pertanyaan yang sama disampaikan kepada ayam, ayam menjawab, "Pasti aku ingin menjadi seekor helang. Lihatlah langit di atas sana, helang nampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri, ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki kebebasan sama sekali." Sebaliknya, si helang segera menjawab, "Aku mahu menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu bersusah payah terbang kesana kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari sudah disediakan makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di dalam kandang yang nyaman, bebas dari hujan dan panas."

Saat pertanyaan yang sama diberikan pada manusia, ternyata perempuan dan lelaki pun memberikan jawaban yang beza. Si perempuan menjawab, "Saya ingin menjadi laki-laki. Pemimpin besar dan yang hebat-hebat adanya pasti di dunia laki-laki, Menjadi perempuan sangat menderita, harus selalu melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian membesarkan mereka, ini adalah pekerjaan yang sangat memenatkan."

Kaum lelaki pun tak kurang ikut menjawab, "Aku mahu jadi perempuan. Halus budi bahasanya, tidak perlu bekerja keras menghidupi keluarga, selalu disayang, dilindungi
dan dimanjakan. Ingat, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang perempuan, syurga ada di bawah telapak kaki ibu atau perempuan."

Setelah mendengar semua  jawaban para mahluk ciptaanNya, Tuhan pun memutuskan tidak memberi kesempatan untuk memilih lagi. Maka, setiap makhluk akan kembali menjadi makhluk yang sama.

Sahabat yang berbahagia,
Ada pepatah yang mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan dengan rumput di kebun sendiri." Hal tersebut sejalan dengan kisah di atas. Memang, tidak boleh dimungkiri manusia justeru lebih sering memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan kesuksesan orang lain. Hal ini membuat orang setiap kali mengabaikan apa yang sudah dimilikinya. Tidak hairan, jika fikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Pada hal, tahukah kita jika orang yang kita fikirkan justeru mungkin berfikir sebaliknya?

Maka, dengan mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki adalah kebijaksanaan. justeru, boleh ikut berbahagia melihat  kebahagiaan dan kesuksesan orang lain adalah kekayaaan mental. Mari, cintai apa yang kita miliki, hidup pasti akan lebih bermakna. Maka kita akan menikmati kegembiraan dan kebahagiaan sejati.

No comments:

Post a Comment