Wednesday, December 7, 2011

Pemancing Kecil

Pada tepian sebuah sungai, Kelihatan seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat orang tua itu asyik mengulurkan pancingnya. Kadang kala, tangkapannya hanya sedikit, tetapi tidak jarang juga banyak ikan  yang dapat dipancingnya.

Suatu petang, ketika orang tua itu bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak cuba mendekat. Ia menyapa orang itu sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, orang tua itu menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mahu ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata orang tua itu dengan ramah sekali. 

"Tidak, terima kasih pakcik," jawab si anak. "Jadi, kalau diperhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat pakcik memancing. Sekarang ada ikan yang ditawarkan kepadamu, kenapa ditolak?" "Saya senang memerhatikan Pakcik memancing, kerana saya inginkan kemahiran memancing seperti Pakcik. Apakah Pakcik mahu mengajar saya bagaimana cara memancing?" tanya si anak penuh berharap.

"Wah.. wah.. wah! Ternyata kamu anak yang pintar, dengan belajar memancing engkau boleh mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mahu di sungai ini. Baiklah kerana kamu tidak mahu ikan, Pakcik beri kamu alat pancing ini. Esok kita mulai belajar cara memancing ya"kata orang tua itu.

Keesokan harinya, si anak kecil dengan semangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama orang tua itu. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan bergoyang-goyang dikerumuni ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, orang tua itu dan anak tadi segera bergegas menarik pancing kail dengan ikan hasil tangkapan berada dihujungnya, begitu seterusnya. 

Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga tanpa sedar hari sudah petang. Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama orang tua itu bertanya, "Pakcik, belajar memancing ikan hanya begini sahaja atau masih ada cara yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, orang tua itu tersenyum bijak. "Benar, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Apa yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu lakukan. Belajar memancing sama dengan belajar tentang kehidupan ini, setiap hari mengulangi hal yang sama, tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu lakukan, maka apa yang menjadi tujuanmu boleh tercapai."
   
Pembaca yang budiman,
Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak memerlukan teori-teori yang rumit kerana semua sederhana sahaja. Sepanjang kita tahu apa yang kita mahu, dan kemudian mampu memaksimumkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan boleh mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apa lagi, jika semua hal tersebut kita lakukan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.
 
Mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi mahir di bidang yang kita sedang lakukan. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.

Perbezaan Orang Sukses dan Orang Gagal

Orang yang sukses selalu kelebihan 1 cara, orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan.
 
Apa maknanya?

Dalam memperjuangkan apa yang kita impikan, perjalanan kadang kala tidak selancar seperti yang kita inginkan. Tidak semudah seperti yang kita harapkan. Selalu saja ada halngan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan mungkin menemui kegagalan.


Apa bezanya, orang sukses dengan orang gagal dalam menghadapi keadaan demikian?
Bezanya pada cara masing-masing bertindak balas terhadap apa yang ada di hadapannya. Bezanya, adalah pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tersebut. Bezanya, pada siapa yang bermental menang dan siapa yang bermental kalah.
 
The looser atau orang gagal, jika diperhadapkan kesulitan, mereka selalu  membuat 1001 alasan mengapa dia gagal. Dalih itu muncul silih berganti, seakan tiada habisnya! Dia selalu mencari alasan mengapa dia gagal. Hampir semuanya menunjuk dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Jelas, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.

Sebaliknya, the winner atau pemenang jika dihadapkan pada rintangan, halangan, kesulitan, bahkan kegagalan, akan melihat ke dalam terlebih dahulu, melakukan introspeksi diri. Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai, dan mencari kekurangan/kesalahan dari apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah dan kegagalan.

Jika sebab ditemukan, dia akan mencari cara untuk memperbaikinya. Itulah sebabnya, orang sukses terus bertambah sukses. Memang, orang sukses selalu kelebihan 1 cara.

Seperti pepatah yang similar dalam bahasa inggeris mengatakan " The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer". Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawapan pada setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah pada setiap jawapan.

Bagi saya, kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yang mampu kita atasi. Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan, justeru merupakan wadah terbaik dalam melatih dan mematangkan mental kita.