Wednesday, December 7, 2011

Perbezaan Orang Sukses dan Orang Gagal

Orang yang sukses selalu kelebihan 1 cara, orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan.
 
Apa maknanya?

Dalam memperjuangkan apa yang kita impikan, perjalanan kadang kala tidak selancar seperti yang kita inginkan. Tidak semudah seperti yang kita harapkan. Selalu saja ada halngan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan mungkin menemui kegagalan.


Apa bezanya, orang sukses dengan orang gagal dalam menghadapi keadaan demikian?
Bezanya pada cara masing-masing bertindak balas terhadap apa yang ada di hadapannya. Bezanya, adalah pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tersebut. Bezanya, pada siapa yang bermental menang dan siapa yang bermental kalah.
 
The looser atau orang gagal, jika diperhadapkan kesulitan, mereka selalu  membuat 1001 alasan mengapa dia gagal. Dalih itu muncul silih berganti, seakan tiada habisnya! Dia selalu mencari alasan mengapa dia gagal. Hampir semuanya menunjuk dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Jelas, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.

Sebaliknya, the winner atau pemenang jika dihadapkan pada rintangan, halangan, kesulitan, bahkan kegagalan, akan melihat ke dalam terlebih dahulu, melakukan introspeksi diri. Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai, dan mencari kekurangan/kesalahan dari apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah dan kegagalan.

Jika sebab ditemukan, dia akan mencari cara untuk memperbaikinya. Itulah sebabnya, orang sukses terus bertambah sukses. Memang, orang sukses selalu kelebihan 1 cara.

Seperti pepatah yang similar dalam bahasa inggeris mengatakan " The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer". Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawapan pada setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah pada setiap jawapan.

Bagi saya, kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yang mampu kita atasi. Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan, justeru merupakan wadah terbaik dalam melatih dan mematangkan mental kita.

No comments:

Post a Comment