Monday, July 25, 2011

Memanfaatkan Masa Yang Ada


Nenek
Suatu hari di sebuah rumah sakit, tampak seorang nenek berumur sekitar 70 tahunan, tiba di rumah sakit dengan tergesa-gesa, segera dia mendaftarkan diri di bahagian administrasi rumah sakit sebagai pasien doktor penyakit dalam dan tidak lama kemudian si nenek berjalan tertatih membawa kartu pasien dan menghampiri nurse yang berada di depan ruang praktik si doktor untuk memberitahu kedatangannya dan memberikan nombor urut antriannya. "Suster, sekarang pasien nombor berapa? Giliran saya masih harus menunggu berapa lama untuk ketemu doktor?" Tanya si nenek. "Tunggu saja nek, nanti dipanggil sesuai nombor urut" jawab si suster begitu saja. Rupanya nenek adalah pasien lama di sana sehingga tanpa banyak bertanya lagi, ia pun menempati bangku, bersama-sama dengan pasien lain menunggu giliran di panggil. Selang beberapa saat, sikapnya terlihat gelisah, sebentar-bentar dia melihat ke jam dinding, mulai mundar-mandir seolah tidak sabar menanti. Diberanikan diri menghampiri suster dan bertanya dengan was-was kerana takut si suster marah. "Masih lama ya sus?" "Ya! Tunggu saja" jawab suster.
Saat giliran nombor urutnya sudah dekat, tiba-tiba ada panggilan darurat dari rumah sakit kerana ada pasien gawat yang harus segera ditangani doktor. Bergegas doktor pun pergi meninggalkan ruang praktiknya untuk menolong pasien yang lebih memerlukannya. Si nenek dengan kesal kembali duduk, kemudian berdiri, lalu mulai berjalan mundar-mandir.
Kejadian itu memancing reaksi 2 remaja yang juga sedang menunggu di situ, "Si Nenek itu kelihatan gelisah dan tidak sabar lagi. Sudah setua itu memangnya dia punya kesibukan apa kok menunggu aja tidak sabar begitu" Kemudian ditimpali oleh temannya, "Iya tuh, udah berumur setua itu, mengapa mahunya buru-buru. Waktu kan masih panjang, belum juga larut malam".
Dengan tidak terduga oleh kedua remaja tadi, si nenek menghampiri mereka dan menyapa ramah, "Anak muda, nenek mendengar apa yang kalian bicarakan tentang nenek. Memang nenek kurang sabar menunggu disini tanpa melakukan sesuatu. Justru kerana nenek sudah berumur, nenek tidak memiliki banyak waktu lagi untuk melakukan hal-hal yang belum sempat nenek lakukan. Kesedaran bahawa sisa waktu nenek yang tidak banyak inilah maka nenek tidak sabar menunggu di sini terlalu lama tanpa boleh melakukan apapun. Tentu kalian boleh mengerti kenapa nenek tidak sabar menunggu kan?"
"Oh, iya.. iya nek. Maafkan kami nek. Kami tidak berfikir panjang tentang waktu yang begitu berharga seperti kata nenek. Sepantasnya kami yang muda pun harus berfikir tidak boleh menyia-nyiakan waktu dengan tidak melakukan apa-apa seperti ini. Terima kasih nenek telah mengingatkan kepada kami".
Pembaca yang berbahagia,
Umur manusia tidak ada seorangpun yang boleh mengukur secara tepat, bila saat kita lahir dan bila saat kematian tiba. Jika kesedaran tentang nilai waktu, yakni akan sisa waktu yang dimiliki dan mahu memanfaatkan dengan benar sesuai dengan peran kita saat ini, dimanapun kita berada, maka saat itulah kehidupan senyatanya baru dimulai.  Waktu adalah kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap manusia
Mari kita manfaatkan waktu dengan optimis dan diarahkan pada sasaran hidup yang menantang, sehingga membuat hidup kita semakin hidup, penuh gairah dan bahagia!
Salam sukses luar biasa!

No comments:

Post a Comment