Thursday, April 21, 2011

Pemancing


Fokus Pada Tujuan Dan Konsentrasi

 Pada tepian sebuah sungai, kelihatan seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya. Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang kala, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, ada juga masa dia dapat ikan yang banyak.

Suatu petang, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil  tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak cuba mendekatinya. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mahu ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah. "Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak. "Jadi, paman perhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu, kenapa kamu tolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, kerana saya ingin memancing seperti Paman. Apakah Paman mahu mengajar saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap. "Wah.. wah.. wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Belajar memancing engkau boleh mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mahu di sungai ini. Baiklah, kerana kamu tidak mahu ikannya,  paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai belajar memancing.

Keesokan harinya, si anak dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan akhirnya kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga petangnya. Ketika pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menghadapinya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar dalam kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi, tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu boleh tercapai."

Pembaca yang budiman,

Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kejayaan kita tidak memerlukan teori-teori yang rumit, semua sederhana sahaja,  Sepanjang kita tahu apa yang kita mahu, dan kemudian mampu memaksimum potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan da mengasah bakat kita, maka kita akan boleh mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apa lagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.

Kemampuan mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita kuasai. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki,  apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.

No comments:

Post a Comment