Friday, April 22, 2011

Pengukir Patung

Pengukir Patung

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pembuat patung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Sebab niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diizinkan untuk tinggal di rumah paman si pembuat patung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan simen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan pelbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab menurutnya, hasil patungnya belum boleh menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan saksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berfikir, rahsia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan. “Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk membuat patung? Saya ingin mencuba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya boleh menyamai patung buatan Guru.” “Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid datang kepada gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?” “Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati objek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh fikiran. Tidak terkira berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti membuat patung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu perlukan untuk menjadi seorang pembuat patung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pembuat patung yang baik.”
“Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.”

Pembaca yang berbahagia,
Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengharapkan bakat semata-mata. Kita perlu proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang diperolehi sebenarnya sangat bergantung kepada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya. Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita memerlukankan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang membanggakan!!

No comments:

Post a Comment