Sunday, August 14, 2011

DEMI IMPIAN, ANDA JANGAN BERHENTI!

Gapai Impian
Zaman dahulu kala, hiduplah seorang ibu bersama seorang anak kesayangannya yang masih sekolah. Sang ibu sudah ditinggal oleh suaminya yang telah meninggal dunia terlebih dahulu. Untuk menjaga keluarganya, sang ibu mencari nafkah dengan menerima jasa membuat lukisan. Lukisan yang dibuatnya sungguh indah dan membuat orang kagum, sehingga ramai orang meminta darinya untuk membuat lukisan. Hasil dari pembuatan lukisan tersebut cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya.

Sang anak pada mulanya sangat bersemangat dan rajin bersekolah. Namun, lama-kelamaan, kelakuannya mulai berubah. Sifatnya yang rajin mulai mengendur, tidak belajar saat ujian hampir tiba sehingga nilai sekolah kurang memuaskan. Apa yang paling berat adalah ia mulai sering ponteng sekolah.

Sang ibu sudah diberitahu perihal kelakukan anaknya oleh pihak sekolah. Berkali-kali anak tersebut dinasihati, tetapi sifat buruknya tidak juga dibuang. Sampai suatu hari, anaknya mendapat surat peringatan terakhir. Jika anaknya terus-terusan ponteng, maka ia akan dikeluarkan dari sekolah. Di sisi lain, nilai prestasi merosot kemungkinan besar boleh membuatnya gagal naik kelas.

Sang ibu menegur anaknya. Ketika kemarahannya mulai memuncak, sambil menangis, ia mencoret dan menyobek lukisan yang sudah hampir selesai. Lukisan yang telah dibuat berminggu-minggu dirosak begitu saja. Hati anaknya ikut teriris sebab ia tahu ibunya susah payah melukis untuk menyekolahkan dan menghidupi dirinya. Anaknya pun ikut menangis dan memeluk ibunya sambil meminta maaf.
"Ampun, Bu! Aku minta maaf, aku tidak akan jahat lagi. Aku tahu aku telah bersalah, tapi ibu jangan merosak lukisan yang sudah ibu lukis dengan susah payah," ujar anaknya.

Ibunya pun berkata, "Tidak ada gunanya ibu melukis hanya untuk melihat dirimu seperti ini. Ibu membuat lukisan dengan harapan boleh menyekolahkanmu agar kelak kamu boleh menjadi orang yang berguna. Jika kamu dikeluarkan dari sekolah atau tinggalkan kelas, pengorbanan ibu akan menjadi sia-sia."

Ibunya melanjutkan, "Lihat lukisan yang sudah rosak ini! Lukisan ini dibuat dari goresan demi goresan dan diperlukan ketekunan dan ketelitian untuk membuatnya menjadi indah. Oleh itulah sebuah lukisan indah boleh bernilai tinggi. Sebab ibu sudah mencoret dan merosaknya, maka lukisan ini sudah tidak bernilai lagi. Begitu juga dengan kamu. Apa yang sudah kamu pelajari di sekolah sampai sejauh ini sesungguhnya sangat berguna bagi masa depan kamu. Tetapi, sifat kamu yang buruk akan membuat semuanya menjadi tidak berguna dan bernasib sama seperti lukisan ini.."

Sambil berlinang air mata, anaknya sedar dan berjanji pada ibunya, "Aku menyesal dan tidak akan mengulangi lagi perbuatanku yang dulu. Aku berjanji tidak akan ponteng lagi dan akan belajar dengan rajin agar kelak boleh membahagiakan ibu."
Sejak saat itu, anaknya mulai berubah menjadi anak yang rajin, ulet, tidak bolos sekolah, dan menyayangi ibunya.

Pesan kepada pembaca:

Bagi sebahagian besar orang, memulai sesuatu untuk meraih impian mungkin tidak sulit. Yang membuatnya menjadi sulit adalah begitu banyak orang yang memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Banyak orang yang memutuskan untuk menyerah kerana pelbagai masalah.

Mungkin Anda juga pernah mengalami hal seperti ini. Anda memiliki impian yang sangat ingin Anda raih. Semangat Anda begitu berkobar. Tekad Anda begitu besar untuk menjadi seperti yang Anda inginkan. Anda mulai mengambil tindakan. Tetapi seiring berjalannya waktu, semangat Anda mulai kendur. Hambatan demi hambatan membuat Anda putus asa dan menyerah. Akhirnya, impian Anda terkubur dalam-dalam dan mulai dilupakan. Impian yang begitu indah akhirnya ternoda dan rusak.

Sesungguhnya semua orang, termasuk Anda, boleh meraih impian jika Anda tidak pernah mahu menyerah.
Jika Anda terus berjalan, maka Anda akan tiba di tempat yang Anda impikan. Tidak peduli berapa banyak hambatan, rintangan, masalah atau kegagalan yang berusaha menghentikan Anda, jika Anda memutuskan untuk tidak berhenti, maka tidak akan ada yang boleh menghentikan langkah Anda untuk mencapai impian.
Bukankah musuh yang paling ditakuti adalah musuh yang tidak pernah mahu menyerah? Berhenti dan menyerah bukanlah pilihan yang dibuat oleh seorang juara. Seorang juara tidak akan pernah menjadi juara jika ia memutuskan untuk berhenti. Seorang juara juga pernah jatuh, tetapi ia dikenang bukan karena ia pernah jatuh, melainkan karena memilih untuk tidak menyerah, bangkit dan akhirnya berhasil mencapai impian-impiannya

No comments:

Post a Comment