Monday, November 29, 2010

Air Mendidih

Ini Adalah Gambaran Cerita Air Mendidih
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang tukang masak, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 kuali besar dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di kuali-kuali besar tersebut mendidih. Ia menaruh lobak merah di dalam kuali besar pertama, telur di kuali besar kedua dan ia menaruh serbuk kopi di kuali besar terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak berdiam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan Si ayah. Setelah 20 minit, Si ayah mematikan api. Ia membersihkan lobak merah dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" " lobak merah, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan lobak merah itu. Ia melakukannya dan merasakan bahawa lobak merah itu terasa sedap. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang sangat keras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk  membancuh kopi. Ia tersenyum ketika membancuh kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa erti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahawa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeza.

Lobak merah sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak merah menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. serbuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kamu menghadapinya? Apakah kamu lobak merah, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah lobak merah yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamik, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?  Ataukah kamu adalah serbuk kopi? Serbuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksima pada suhu 100 darjah celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga semakin baik.

No comments:

Post a Comment