Wednesday, December 1, 2010

Pencuri Impian

Penari Kelas Dunia
Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kelincahannya menari sangat menonjol dibanding dengan rakan-rakannya, sehingga dia seringkali menjadi juara dalam bermacam pertandingan yang diadakan. Dia berfikir, dengan apa yang dimilikinya ketika itu, suatu ketika apabila dewasa nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, China, Amerika, Jepun, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan kepadanya. Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tarian yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangat hebat, telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil bertemu dengan penari profesional itu di belakang panggung. Si gadis muda bertanya "tuan, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah tuan mempunyai waktu sebentar untuk menilai saya menari? Saya ingin tahu pendapat tuan tentang tarian saya". "Ok, menarilah di depan saya selama 10 minit", jawab pakar tarian itu. Belum pun 10 minit berlalu, penari profesional itu berdiri dari kerusinya, lalu beredar meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Betapa hancur si gadis muda melihat sikap pakar tarian itu. Si gadis langsung berlari keluar. Pulang ke rumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan pakar tersebut. Kemudian dia ambil kasut tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak hari itu, dia bersumpah tidak akan menari lagi.

Puluhan tahun berlalu si gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Untuk menyerah kehidupan keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan di sebuah kedai di sudut jalan. Suatu hari, ada pertunjukan menari diadakan di kota itu. Penari profesional juga kelihatan berada di antara para menari muda di belakang pertunjukan. Ingatan ibu ini kembali suatu masa dahulu. Pakar tarian itu nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu dengan tiga anaknya juga datang, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang pertunjukan, mencari penari profesional dan menyuarakan rasa tidak puas hatinya dahulu juga memperkenalkan ketiga anaknya kepada penari pakar itu. Penari profesional itu masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si ibu bertanya, "tuan, saya ada satu pertanyaan yang terbuku di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan tuan bertahun-tahun yang lalu. Sebegitu burukkah penampilan saya ketika itu, sehingga tuan langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?" "Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari dunia tarian", jawab penari profeional itu. Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban penari pakar. "Ini tidak adil", kata si ibu muda. "Sikap tuan telah mencuri semua impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa tuan meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa minit. Anda seharusnya memuji saya, dan bukan meninggalkan saya begitu saja. Mestinya saya boleh menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan kedai!"

Pakar profesional menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. Anda tidak harus minum secawan kopi untuk membuktikan kopi itu enak. Demikian juga saya. Saya tidak dapat  menonton anda 10 minit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga sangat letih setelah pertunjukan. Maka sekejap saya tinggalkan anda, untuk mengambil kad nama saya, dan berharap anda mahu menghubungi saya lagi keesokan hari. Tetapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Satu hal yang perlu anda tahu, bahawa anda seharusnya fokus pada impian anda, bukan pada ucapan atau tindakan saya. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang dalam proses latihan yang sesungguhnya. Pujian itu seperti pedang bermata dua. ada kalanya memotivasimu, boleh pula melemahkanmu. Faktanya saya melihat bahawa sebahagian besar pujian yang diberikan pada saat seseorang sedang bertumbuh, hanya akan membuat dirinya puas dan pertumbuhannya berhenti. Justeru saya lebih suka mengajar, agar hal itu boleh membuatmu bertumbuh lebih cepat lagi. Lagi pula, pujian itu  datang dari keinginan saya sendiri. Tidak seharusnya anda meminta pujian dari orang lain". "Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah kecil. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.

Mungkin anda sakit hati pada waktu itu, tetapi sakit hati anda akan cepat hilang jika anda berlatih kembali. Tapi sakit hati karena penyesalan anda hari ini tidak akan hilang selama- lamanya".

No comments:

Post a Comment