Friday, December 10, 2010

Bersyukur Dan Bahagia


Bersyukur Dan Bahagia
Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin kiranya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rancangan kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, tiba-tiba dia terkejut ketika menyedari rambutnya mulai menipis dan berwarna kelabu. "Ah! Aku sudah tua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?" Setelah menimbang, pedagang itu memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian seperti rakyat biasa dan pergi ke tempat keramaian. "Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga ke petang, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk mengeluh. Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berlimpah ruah, tetapi kelihatan sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. kelihatannya dia juga tidak bahagia.

Pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Ketika dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Ssekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."Setelah terpegun beberapa saat dan mendengar suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja. Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dia tersenyum menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silakan beristirahat di sini."
"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapa bertanya?" tanya si pedagang. "Silakan." "Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?" "Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku boleh bekerja dengan sebaik-baiknya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberianNya ini"

Sahabat
,
Kenyataan kehidupan ini, seperti kekayaan, ketenangan, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Kita boleh membaca kisah hidup seorang bintang terkenal Michael Jackson yang meninggal dunia baru-baru ini, di mana beliau meninggalkan hutang yang banyak di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya, tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya. Kehidupan Michael Jackson penuh kontroversi, tetapi, yah... setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lain.

Mari, jangan menjadi orang yang tidak tahu bersyukur. Mampu bersyukur merupakan keperluan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lain sehingga, kita senantiasa boleh menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.

No comments:

Post a Comment