Friday, December 10, 2010

Keseimbangan Hidup

Keseimbangan  Hidup
Sebuah pengalaman yang menyentuh telah saya alami sendiri beberapa masa yang Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah memajukan kerjayanya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Isterinya sering melahirkan rasa tidak puas hati kerana merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi perhati kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan masa merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, kerana ada masalah, si pemuda harus dating kepada salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau ketika melalaui taman yang tertata rapi dan begitu indah. "Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapa selesaikan," kata tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapa bboleh menjaga taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan boleh membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapa menjawab ramah, "Anak muda, mahu lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini, tetapi, ketika mengelilingi, bawalah mangkuk susu ini. Jangan tumpah. Setelah itu kembalilah ke mari". Pemuda itu sedikit hairan, namun senang hati, diikutnya perintah itu. Tidak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkuk susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapa bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkuk susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Ketika kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapa indah sekali, tenang dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa sahaja yang telah dilihatnya. Si Bapa mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkuk yang hampir habis.
Menyedari lirikan si bapa ke arah mangkuknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapa, susunya tumpah semua". "Ha ha ha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkuk itu tidak tumpah, maka rumahku yang indah tidak kelihatan olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali kepada kita, bagaimana membahagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmoni". Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menyatakan Bapa sebagai orang yang bijak dan baik hati".

Sabahat yang luar biasa,
Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonian dan kebahagiaan. Namun boleh membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah. Saya kira, kita memerlukan proses kematangan fikiran dan mental. Perlu  pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus, yang pasti, untuk menjaga supaya tetap boleh hidup seimbang dan harmoni, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita perlu selama hidup. Selamat berjuang!

No comments:

Post a Comment