Thursday, December 9, 2010

Gagal, Bangkit Lagi


Gagal Dan Bangkit Lagi!
Pada suatu petang, kelihatan seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya kelihatan kesedihan, kekeciwaan, dan frustasi. Dia hanya berjalan dengan langkah santai ke sana ke mari tanpa erti, seperti tak tahu apa yang dilakukannya. Sementara di taman itu ramai orang menikmati keindahan pepohonan yang sesekali diiringi kicauan burung, si pemuda hanya tertunduk lesu. Setelah sekian lama, ia kemudian duduk di sebuah kerusi taman dan menarik nafas panjang.

Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pokok tempat dia duduk sambil mengelamun. Perasaan hampa, diambilnya sebatang ranting yang jatuh tidak jauh dari tempatnya duduk. Seperti hendak melepaskan rasa gelisah yang melandanya, si pemuda segera mengarahkan ranting tersebut untuk merosak sarang si laba-laba. Akibatnya, benang-benang sarang dari laba-laba yang sudah seperempat jadi itu pun rosak.

Setelah puas dengan kelakuannya, si pemuda memperhatikan ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangannya? Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain? Pertanyaan itu tidak memerlukan jawaban untuk waktu yang lama kerana si laba-laba kembali ke tempatnya semula dan mulai mengulangi kegiatan yang sama. Laba-laba merayap, merajut, melompat, dan dengan lincah ia menyusun helai benang yang dipintalnya dengan penuh ketekunan.

Semakin lama, semakin lebar dania pun hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya. Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh membaiki dan membuat sarang baru. Pemuda yang dari tadi memperhatikan pula laba-laba kembali timbul rasa hampanya. Maka, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kali kedua.

Setelah kembali hancur, pemuda kembali ingin tahu, apa yang akan dilakukan si laba-laba. Ternyata, tidak disangka-sangka oleh pemuda, untuk ketiga kalinya laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal dengan bersemangat merayap, merajut, melompat dan menyusun setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya. Oleh itu, dengan tekun laba-laba kembali memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Demi melihat dan memperhati ulah laba-laba yang mahu membangun sarang yang telah hancur untuk kali ketiga, sang pemuda tiba-tiba tersedar. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirosak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang begitu kecil, namun giat bekerja tanpa mengenal penat, menimbulkan perasaan malu pada diri pemuda itu. Ia seperti mendapatkan pencerahan kerana sesungguhnya, si pemuda yang tadinya merasa hati dan perasaannya gundah gulana, rupanya baru sahaja mengalami satu kali kegagalan!
Karena itu, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati, "Aku tidak seharusnya mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghalang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!" Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa putus asa.

Sahabat yang luar biasa,
Mengalami kegagalan bukan bererti kita harus menyerah, apa lagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu bermakna kita harus menyedari diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Melalui kegagalan kita boleh mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu apa sahaja hal yang perlu diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk tidak mengulanginya.

Hal itu akan mendasari langkah kita ke depan menjadi lebih baik. Kegagalan seharusnya kita mulai pandang dari sudut yang berbeza. Kita gagal bukan bererti kita tidak berjaya, melainkan kita belum berjaya. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bahagian kecil dari proses sebuah kejayaan atau kegagalan adalah kejayaan yang tertunda.

Banyak tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses kegagalan. Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali. Tidak hanya itu, saat berada di puncak kejayaan pun, tidak jarang mereka tersesat dan bahkan kembali jatuh ke jurang. Namun, bagi mereka yang memiliki kekayaan mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi.

Itulah kekuatan sesungguhnya dari semangat "Never Give Up!", yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar biasa yang sedar potensi. Sebab, di sebalik kegagalan, pasti ada pembelajaran. Di sebalik halangan dan rintangan menghalang, pasti ada peluang yang melawan untuk dimenangkan. Untuk itu, mari kita jadikan semangat "Never Give Up!" menjadi sumber kekuatan untuk terus menerja cabaran. Jadikan semboyan "Never Give Up!" sebagai pedoman untuk berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai kejayaan yang luar biasa!

No comments:

Post a Comment