Monday, December 13, 2010

Apakah Gagal Melanjutkan Sekolah Tidak Boleh Berjaya?

1. Agatha Christie (1890 – 1976) Belajarnya Cuma di Rumah

Agatha Christie adalah penulis asal Inggeris yang dikenal sebagai Master of The Mystery Novel atau Queen of Crime. Novel misterinya begitu terkenal ke seluruh dunia. Ia menulis 80-an novel. Sebanyak 30-an novelnya sudah dibuat ke dalam filem. Di manakah ia belajar hingga menjadi penulis yang begitu produktif? Ternyata Agatha hanya belajar di rumah. Sebenarnya di keluarganya, ia mempunyai dua kakak yang kebetulan mendapat kesempatan sekolah formal. Sedangkan untuk Agatha, ibunya memilih untuk mengajarnya sendiri di rumah. Ketika usia puterinya berumur 8 tahun, ibunya baru mencari tutornya ke rumah. Ketika Perang Dunia I bergolak, Agatha bekerja menjadi perawat. Ketika itu usianya baru belasan.

Kemudian ia bekerja di apotek rumah sakit yang banyak mengilhami cerita soal racun dalam novel-novelnya di kemudian hari. Novel pertamanya lahir setelah kakaknya, Madge, memberinya cabaran, apakah ia boleh menulis novel. Cabaran itu ia jawab dengan novel pertamanya berjudul “The Mysterious Affair at Styles” (Misteri di Styles). Dari sanalah ia meniti karier sebagai novelis.


2. Frederick Douglass (1818–1895): Budak yang Belajar Autodidak

Frederick adalah seorang asal Amerika Syarikat, yang dilarang sekolah. Meski begitu ia pantang menyerah untuk belajar. Ia mulai dengan belajar membaca dari seorang aktivis gerakan pembebasan perbudakan. Ia belajar dari apa pun yang boleh ia baca.

Untuk memperkaya ilmunya, Frederick selalu mencari kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang yang pengetahuannya lebih tinggi darinya. Terbukti ia belajar secara efektif, kerana setelah bebas sebagai budak ia menjadi penulis hebat, orator ulung, dan pemimpin gerakan pembebasan perbudakan

3. Lawrence Ellison (66 tahun): Membangun Oracle kerana Terinspirasi sebuah Paper

Lawrence (Larry) Ellison adalah pembuat Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia ketika ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian. Ia keluar dari University of Illinois pada tahun keduanya kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system. Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul “Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.”

4. Peter Jennings (1938 – 2005): Presenter Terkenal yang Tidak Lulus Sekolah

Presenter terkenal ABC News ini sebenarnya tidak lulus sekolah. Jennings memulai kariernya sejak usia 9 tahun. Ketika itu ia menjadi penyiar radio anak-anak di Kanada. Ayahnya yang juga penyiar radio CBC dan sedang bertugas di luar negeri berang ketika tahu anaknya jadi penyiar radio di tempatnya bekerja. Ayahnya memang tidak menyukai nepotisme. Kegiatan jadi penyiaran ciliknya tak lama. Peter lebih konsentrasi sekolah. Namun sekolahnya tidak baik. Malah ia sempat tidak naik ke kelas 10. Menurut pengakuannya ia bosan belajar ketika itu. Dia tidak tamat sekolah.

Ia sebenarnya ingin sekali menjadi penyiar seperti ayahnya. Namun kesempatan itu tidak mudah ia dapat. Ia lebih dulu bekerja di bank dan sempat aktif di teater setempat. Baru pada usia 21 tahun ia boleh mencapai impiannya menjadi penyiar radio. Setelah itu kariernya terus menanjak dengan semangat autodidaknya yang tinggi hingga kemudian menjadi wartawan dan penyiar televisyen kenamaan AS.

5. Anthony Robbins (50 tahun): Bekerja Sambil Belajar dari Pembicara Ternama

Ia hanya tamat sekolah dan memulai kariernya dengan cara mempromosikan seminar yang diadakan Jim Rohn. Ketika itu usianya baru 18 tahun. Ia memanfaatkan kedekatan dengan Jim Rohn untuk belajar “happiness and success life“. Tidak hairan jika ia tidak segan menyebut Jim Rohn sebagai mentor pertamanya. Pada usia 22 tahun, Anthony Robbins mulai belajar Neuro-Linguistic Programming (NLP) secara informal dari penciptanya, John Grinder. Setelah belajar dari tokoh lain yang juga secara informal, Robbins akhirnya boleh mengembangkan ilmu NLP menjadi ilmu baru yang disebutnya Neuro-Associative Conditioning (NAC).

Belajar yang boleh disebut autodidak (bukan di bangku sekolah atau perguruan tinggi), Robbins akhirnya menjadi penulis buku laris dan motivator terkenal di dunia. Ia sudah berbicara di hadapan lebih dari 50 juta orang di lebih dari 50 negara. Jangan hairan, dari sisi finansial, dari semula pemuda miskin, Robbins menjadi pembicara dengan tarif tinggi. Dalam kariernya ia pernah menjadi salah satu penasihat (mantan) Presiden AS Bill Clinton.

No comments:

Post a Comment